Kampung Janda Area Kalimantan

Selamat datang di Blog Dunia Maya. Postingan kali ini akan membeberkan Lokasi yang banyak dihuni wanita berstatus janda alias Kampung janda. Disebut Kampung Janda, karena penduduk dikawasan tersebut 90% janda. Mulai dari janda tua hingga janda muda, janda banyak anak hingga satu anak, janda dari beberapa suami hingga satu suami, janda ditinggal mati, maupun janda cerai.
Ahmad Norhansah mengatakan, Kampung Batuah memang dikenal memiliki banyak janda. Bahkan dari semua warga, hampir bisa dihitung rumah yang tak memiliki janda di dalamnya.

"Mungkin cuma tiga buah rumah saja yang tak ada jandanya," kata ketua RT 03, Kampung Batuah.

Tanpa disadari, Kampung Batuah banyak dihuni para janda. Baik sebagai kepala keluarga maupun sebagai anak dari janda yang juga menjadi janda. Dalam satu buah rumah bisa ada dua atau tiga janda di dalamnya.

"Ada sekitar 26 kepala keluarga yang merupakan seorang janda, dari 37 rumah. Tapi kalau dihitung per kepala hampir 90 persen perempuan di sini janda," jelasnya.

Kebanyakan memang janda ditinggal suami meninggal duluan, dan rata-rata sudah berumur 50 ke atas, namun ada juga janda dengan usia 25 ke atas.

Ada beberapa fakta menarik, soal keberadaan Kampung Janda itu.

Adanya di wilayah Kota Banjarbaru
.
Nggak jauh Dari Banjarmasin yang jadi Ibukota Kalimantan Selatan
.
Butuh waktu tempuhnya 45 menit dari Banjarmasin ke Banjarbaru.
Dari Banjarbaru ke desa Kemuning, hanya 6 km atau 9 menit saja
10 tahun terakhir makin banyak janda
Ada dari janda ditinggal mati, janda anak 1 sampai janda cerai
1 Rumah bisa ada 3 janda
Minimal umur jandanya 25 tahun
Oleh-oleh khasnya amplang, sasirangan, batu mulia dan dodol kandangan.
Suasana di 'Kampung Janda' sepintas sama seperti kampung biasanya, banyak warga beraktivitas di sekitar rumah. Bedanya, warga didominasi para perempuan dan anak-anak.

Kampung Panyarang di Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, ini memang akrab disapa Kampung Janda oleh warga sekitar, karena banyak perempuan yang menjadi janda. Usianya beragam, mulai dari 14 tahun hingga lanjut usia sekitar 60-70 tahun.

"Di RT saya saja, dari 65 kepala keluarga (KK), ada sekitar 30 perempuan yang menjanda," kata Ketua RT 05, Ade Suryadi kepada TribunnewsBogor.com.

Para perempuan itu, kata dia, menjanda akibat banyak hal, ada yang suaminya meninggal tertimbun galian pasir, atau meninggal karena penyakit.

"Di kampung sini kan sekitar 80 persen warganya bekerja sebagai penambang galian di atas," ujarnya.

Ia menuturkan, beberapa tahun yang lalu pernah terjadi longsor di galian pasir sehingga menewaskan ratusan orang.

"Nah makanya istri-istrinya pada menjanda, dan longsor yang menelan korban jiwa di sana bukan sekali dua kali saja," jelasnya.

Selain itu, faktor nikah muda di kampung tersebut juga menjadi penyebab banyaknya perempuan yang menjanda.

"Di sini ada yang umur 17 tahun sudah jadi janda dua kali, 12-14 sudah pada menikah dan jadi janda. Saya saja sudah punya cucu, padahal usia masih 30 tahunan," ujarnya sambil tertawa.

Hidup Serba Kekurangan
Tak hanya laki-lakinya yang bekerja sebagai penggali pasir dan pemecah batu, para perempuannya juga bekerja sebagai penyaring pasir. Iis (50), seorang janda beranak enam di Kampung Panyarang, atau akrab disapa Kampung Janda ini, hidup serba kekurangan. Di sebuah rumah yang tak layak huni, ia tinggal bersama ketiga anaknya yang sudah besar. Satu anak perempuannya yang paling besar sudah menikah, dan dibawa suaminya ke Jakarta. Sedangkan dua anak laki-lakinya yang masih kecil-kecil, tinggal bersama neneknya di Cijeruk. Suaminya meninggal, saat usia anak-anaknya masih kecil, sekitar delapan tahun yang lalu.

Comments


EmoticonEmoticon